Jakarta, politikarakyat.id – Berdasarkan laporan CSULFinance, Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia untuk rasio harga rumah terhadap pendapatan, yang mencerminkan tingginya permintaan dan pertumbuhan sektor properti.
Meskipun laporan CULFfinance menempatkan Indonesia di peringkat ke-4 sebagai negara dengan properti paling tidak terjangkau di dunia, data ini juga dapat dilihat sebagai indikator positif dari potensi investasi yang kuat. Peningkatan harga properti adalah cerminan dari pertumbuhan ekonomi yang stabil, masifnya pembangunan infrastruktur, dan urbanisasi yang pesat. Proyek-proyek strategis seperti pembangunan IKN dan jaringan transportasi baru secara langsung meningkatkan nilai properti, menjadikannya peluang investasi jangka panjang yang sangat menjanjikan.
Tingginya permintaan ini juga memicu inovasi di sektor properti. Pengembang kini mulai menawarkan berbagai pilihan hunian yang lebih terjangkau, seperti apartemen dan rumah kompak, untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan demikian, pasar properti Indonesia bukan hanya pasar yang mahal, tetapi juga dinamis dan penuh peluang di masa depan.



Komentar